fbpx

Pernahkah anda merasakan nyeri yang tajam saat akan membungkuk? Bisa jadi itu adalah gejala saraf terjepit. Sebagian orang mungkin akan mengabaikannya karena rasa sakit ini akan reda dengan sendirinya. Namun sebenarnya ada beberapa dampak yang dapat terjadi ketika saraf terjepit dibiarkan dan tidak ditangani dengan tepat. Selain membuat penderita sulit beraktivitas, saraf kejepit bisa membuat penderita mengalami kerusakan saraf yang permanen.

Apa sih saraf kejepit itu? 

Radikulopati atau “pinched nerve” atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan sebutan saraf kejepit, adalah suatu kondisi di mana saraf tertekan oleh jaringan sekitarnya. Jaringan tersebut dapat berupa jaringan otot, tendon, tulang, atau tulang rawan. Karena saraf menjalar sepanjang tubuh, saraf kejepit juga bisa terjadi di berbagai lokasi dalam tubuh.

Apa yang dapat menyebabkan saraf kejepit? 

Beberapa posisi tubuh dapat meningkatkan tekanan di sekitar saraf, seperti bertumpu pada siku atau kebiasaan menyilangkan kaki dalam waktu lama. Selain itu, ada pula beberapa kondisi yang dapat menyebabkan saraf kejepit, di antaranya:

· Herniasi diskus, suatu kondisi yang terjadi akibat bantalan tulang belakang bergeser dari tempat yang seharusnya

· Rheumatoid arthritis atau peradangan pada sendi

· Stenosis spinal, yaitu penyempitan yang tidak normal pada tulang belakang

· Carpal tunnel syndrome, kondisi ini terjadi ketika saraf median di pergelangan tangan tertekan

· Cedera, memar, atau kondisi lain yang menyebabkan pembengkakan juga bisa memicu terjadinya saraf kejepit.

Siapa saja yang beresiko terkena penyakit ini? 

Kelompok orang yang berisiko tinggi mengalami saraf kejepit, antara lain:

· Ibu hamil. Penambahan volume cairan saat hamil dapat membuat rongga lebih sempit sehingga dapat menekan saraf.

· Penderita diabetes

· Orang yang sering berbaring dalam waktu yang lama

· Riwayat saraf kejepit di keluarga

· Faktor usia. Semakin bertambah usia, diskus vertebra (penghubung antara tulang) menjadi tidak fleksibel dan mudah robek.

· Cedera pada tulang belakang.

· Sering melakukan aktivitas yang memberatkan tulang belakang, misalnya mengangkat beban berat.

· Orang yang sering menggunakan pergelangan tangan atau bahunya secara berulang dalam pekerjaan

· Berat badan berlebih. Hal ini menyebabkan beban tulang belakang bertambah.

Bagaimana gejalanya? 

Terkadang gejala dari saraf kejepit hanya berupa rasa sakit saja di beberapa bagian tubuh. Namun, ada beberapa gejala lainnya, seperti:

· Mati rasa atau berkurangnya sensasi di area yang dilalui oleh saraf

· Munculnya rasa nyeri yang tajam atau seperti terbakar.

· Kesemutan

· Otot terasa lemah

· Kaki dan tangan sering kali sulit digerakkan

· Gejala memburuk saat penderita berusaha untuk melakukan beberapa gerakan tertentu, seperti memutar kepala atau menegangkan leher.

Apa bahayanya jika tidak ditangani dengan baik? 

Saraf kejepit yang tidak ditangani dapat menyebabkan nyeri makin memburuk dan membuat penderita sulit beraktivitas. Penderita juga dapat mengalami komplikasi di bawah ini:

· Inkontinensia urine dan inkontinensia tinja

· Hilang sensasi di area sekitar dubur dan paha bagian dalam

· Kerusakan saraf permanen yang menyebabkan kelumpuhan

· Sindrom Cauda Equina

Bagaimana cara pencegahannya?

Orang yang pernah terkena saraf kejepit bisa mengalaminya lagi di kemudian hari. Untuk pencegahan, bisa lakukan hal berikut ini:

· Postur tubuh saat duduk dalam posisi baik dan benar

· Hindari menyilangkan kaki saat duduk dalam waktu lama

· Menjaga berat badan agar ideal

· Istirahat sejenak ketika melakukan kegiatan yang berulang

· Menggunakan brace/korset untuk menjaga posisi tubuh dengan baik

· Olahraga untuk menguatkan otot dan membuat tubuh rileks.